Pengertian Posyandu Lansia
1. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
2. Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60tahun keatas.
Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
- Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan
- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala sosial yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain :
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
c. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan
hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil, merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya (Depkes RI, 2008 : 170).
Kebidanan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
nasional turut serta ambil bagian dalam menangani masalah kesehatan Lansia
dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini penting kiranya diketahui informasi mengenai tingkat kesehatan
dan tingkat ketergantungan Lansia di masyarakat. Spesialisasi kebidanan ini
terkait dengan mengkaji status kesehatan dan fungsional Lansia,
merencanakan dan melaksanakan asuhan dan pelayanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diidentifikasi serta mengevaluasi
keberhasilan asuhan (Meilani, 2009 : 56).
Tingginya peran keluarga dan masyarakat dalam perawatan Lansia
serta adanya pergeseran pelayanan kesehatan di rumah sakit ke pelayanan di
komunitas, memberi tantangan tersendiri kepada bidan dalam rangka
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada Lansia. Sasaran kebidanan
komunitas meliputi bayi baru lahir, pra sekolah dan Balita, remaja, dewasa,
masa reproduksi (hamil, bersalin, nifas), interval, klimakterium yang berada di
dalam keluarga dan masyarakat, yang pada dasarnya menggunakan prinsip
kebidanan komunitas dengan sifat pelayanan kesehatan yaitu promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif (Meilani, 2009 : 69).
Salah satu pelayanan kesehatan di masyarakat adalah Posyandu Lansia.
Posyandu Lansia atau Kelompok Usia Lanjut (POKSILA) adalah suatu wadah
pelayanan bagi usia lanjut di masyarakat, dimana proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta,
organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya
promotif dan preventif. Kegiatan Posyandu lansia dilaksanakan oleh kaderkader
kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari
puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan tujuan
Posyandu tersebut maka perlu diikuti dengan mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas oleh kader posyandu. Beberapa faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan kader tentang pelayanan Posyandu Lansia, diantaranya,
dukungan tokoh masyarakat, pendidikan kesehatan, pelatihan-pelatihan
kesehatan dan pekerjaan kader sendiri. Tujuan umum dari Posyandu Lansia
3
adalah meningkatkan kesejahteraan Lansia melalui kegiatan Posyandu Lansia
yang mandiri dalam masyarakat (Depkes RI, 2003 : 121).
Penelitian sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Putri Diana Sari
pada tahun 2005 di Desa Mijen Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus
tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu
Lansia di Desa Mijen” dengan menggunakan metode survey analitik dengan
pendekatan cross sectional. Hasil penelitiannya menunjukkan ada hubungan
pengetahuan dan peranan kader dengan keaktifan peserta posyandu lansia.
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk
terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa
pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta jiwa adalah penduduk Lansia. Berdasarkan
profil kesehatan Indonesia tahun 2007, prosentase Lansia mencapai 5,65 %,
dengan 5,14 % laki-laki dan 6,15 % perempuan. Berdasarkan proyeksi Biro
Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia
akan sama dengan jumlah balita, yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau sekitar
19 juta jiwa. Secara umum, tingkat kesehatan masyarakat Indonesia terkait
erat dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH). Pada tahun 2004, UHH
penduduk Indonesia adalah 66,2 tahun, kemudian meningkat menjadi 69 tahun
pada tahun 2007 (Depkes RI, 2008 : 179).
Provinsi Jawa Tengah menempati urutan terbesar kedua setelah
Provinsi Yogyakarta. Provinsi Jawa Tengah prosentase jumlah Lansia 7,76 %
(Depkes RI, 2008). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007,
prosentase jumlah Lansia di pedesaan lebih tinggi dibandingkan prosentase
4
jumlah Lansia di perkotaan, yaitu sebesar 8,42 % di pedesaan dan 6,86 % di
perkotaan.
Di Puskesmas Bonang Kabupaten Demak dengan 11 Desa memiliki 32
kelompok Posyandu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas
Bonang Kabupaten Demak, didapatkan bahwa di Desa Sukodono terdapat
sarana kesehatan, meliputi 1 Polindes, 4 Posyandu Balita dan terdapat
Posyandu Lansia yang sudah tidak aktif. Sumber daya manusia dalam bidang
kesehatan di desa Sukodono hanya ada 1 bidan desa dan 20 kader kesehatan
yang tersebar pada 4 Posyandu Balita. Dari 20 kader tersebut 18 diantaranya
pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan Posyandu Lansia yang diadakan
oleh petugas Puskesmas Bonang, sedangkan 2 diantaranya tidak pernah
mengikuti pelatihan dikarenakan kesibukan dari kader. Jumlah Lansia di desa
Sukodono cukup tinggi, yaitu sebesar 124 jiwa (4,62% dari jumlah penduduk).
Beberapa Lansia mengalami keluhan mengenai kesehatannya, karena
kurangnya pengetahuan dalam merawat kesehatan. Hal inilah yang
melatarbelakangi pembentukan dan pengelolaan Posyandu Lansia yang
mencakup pembinaan kader maupun pendidikan kesehatan bagi para kader.
Dalam kegiatan Posyandu Lansia kader mempunyai peran sebagai
pelaku dari sebuah sistem kesehatan, kader diharapkan bisa memberikan
berbagai pelayanan yang meliputi pengukuran tinggi dan berat badan,
pengukuran tekanan darah, pengisian lembar KMS, memberikan penyuluhan
atau penyebarluasan informasi kesehatan, menggerakkan serta mengajak usia
lanjut untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia karena
5
itulah kader harus dibina, ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilannya serta
didukung oleh pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman, dalam hal
ini Puskesmas sebagai pembina.
Terkait dengan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Kader Tentang Pelayanan Posyandu Lansia di Desa
Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka latar belakang rumusan
permasalahan ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
pengetahuan kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di desa Sukodono,
kecamatan Bonang, kabupaten Demak tahun 2010?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di desa Sukodono,
Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak tahun 2010 mencakup dukungan
tokoh masyarakat,pendidikan, pelatihan dan pekerjaan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan
Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten
6
Demak tahun 2010 mencakup dukungan Tokoh Masyarakat,
Pendidikan Kader, Pekerjaan Kader dan Pelatihan Kader.
b. Mendeskripsikan pengetahuan kader tentang Pelayanan Posyandu
Lansia.
c. Menganalisis hubungan Pendidikan Kader terhadap pengetahuan
Kader tentang pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono,
Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak tahun 2010.
d. Menganalisis hubungan Pekerjaan Kader terhadap pengetahuan Kader
tentang pelayanan Posyandu Lansia di Desa Sukodono, Kecamatan
Bonang, Kabupaten Demak tahun 2010.
e. Menganalisis hubungan Pelatihan yang diberikan kepada Kader
terhadap pengetahuan Kader tentang Pelayanan Posyandu Lansia di
Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak.
f. Menganalisis hubungan pengetahuan Tokoh Masyarakat terhadap
dukungan yang diberikan kepada Kader tentang pelayanan Posyandu
Lansia di Desa Sukodono Kecamatan Bonang Kabupaten Demak tahun
2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar